After a long hiatus due to high load in my (boring) office, I decided to
write a post in my blog. Well, this post is NOT primarily about the usual
post—food—instead, I will share to you guys about my trip to Raja Ampat. Raja
Ampat is an archipelago located on West Papua Province, Indonesia. Well-known
for the coral reefs and numerous underwater creatures, its scenery is
undeniably a jaw-dropper. Well, I guess everyone already knew about this
beautiful Raja Ampat, the coral triangle, Diver’s Paradise and whatsoever, but
the frequently asked question: How to go there?
Back again, still in the most
eastern part of Indonesia which is a border to another country. As my previous
post regarding another country, I used English instead of Indonesia Language.
Okay here we go!
It’s the 3rd part! Semangat kuliner tidak terhenti di
kota Jayapura saja. Penulis sempat menyambangi Nabire, sebuah daerah di Papua
yang terkenal dengan Jeruknya yang segar. Well,
di sini memang sangat miskin sinyal telepon. Bahkan hanya operator merah saja
yang mendapatkan sinyal di sini. Itupun hanya sinyal telepon, bukan sinyal
internet. Kebayang kan betapa desperado
nya penulis di sini ga bisa BBM-an, LINE, Kakao Talk, FB, Twitter, Path.. OMG!
Tapi demi wisata kuliner, apapun penulis sambangi! #PercayaGa #MulaiLebay
Papua oh Papua. Pemandangannya
memang indah tapi ke mana-mana susah. Yak, salah satu tantangan dalam wisata
kuliner ke Papua kali ini adalah susahnya angkutan di Papua. Bayangkan, di
Papua tidak ada yang namanya TAKSI! Well, di sini ada sih yang namanya taksi,
tapi taksi itu adalah angkot. Which means, kita ga bakalan bisa minta dianterin
ke tempat yang kita mau kecuali kita punya angkutan pribadi.
Hi, fellas! Setelah selama ini
penulis mayoritas sharing mengenai
makanan di Jakarta, mulai posting-an
kali ini, penulis akan mencoba untuk menyajikan kuliner dari berbagai belahan
di Indonesia. Caprianist go National!